Uneven Urbanisation: Connecting Flows of Water to Flows of Labour and Capital Through Jakarta's Flood Infrastructure
This article analyses processes of uneven urbanisation by looking at flood infrastructure. Combining the conceptual frameworks of uneven development with the political ecology of urbanisation, we use flood infrastructure as a methodological device to trace the processes through which unevenness occu...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Antipode 2018-11, Vol.50 (5), p.1186-1205 |
---|---|
Hauptverfasser: | , , |
Format: | Artikel |
Sprache: | eng |
Schlagworte: | |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | This article analyses processes of uneven urbanisation by looking at flood infrastructure. Combining the conceptual frameworks of uneven development with the political ecology of urbanisation, we use flood infrastructure as a methodological device to trace the processes through which unevenness occurs within, but also far beyond, the city of Jakarta, Indonesia. We do this to show how the development of flood infrastructure in Jakarta is shaped by the logic of capitalism through mutually implicated tendencies of socionatural differentiation and equalisation. These processes render waters, resources and labour as similar across places and times to produce different spaces for different populations, within and beyond city boundaries. This theorisation reveals how the urban inequalities (re)produced by flood infrastructure are intimately linked to inequalities (re)produced through the urbanisation of the non‐city.
Sari
Artikel ini menganalisis proses‐proses urbanisasi yang timpang dengan menelaah infrastruktur banjir. Menggabungkan kerangkan konseptual pembangunan yang timpang dengan Ekologi Politis Urbanisasi, kami menggunakan infrastruktur banjir sebagai alat untuk melacak proses‐proses yang menghasilkan ketimpangan baik di dalam maupun di luar kota Jakarta, Indonesia. Kami melakukan ini untuk memperlihatkan bagaimana pembangunan infrastruktur banjir di Jakarta dibentuk oleh logika kapitalisme melalui tendensi‐tendensi yang saling melengkapi berupa pembedaan dan penyamaan sosioalamiah. Proses‐proses ini menempatkan air, sumberdaya, dan buruh menjadi mirip melintasi tempat dan waktu untuk memproduksi ruang‐ruang yang berbeda untuk penduduk yang berbeda, di dalam dan di luar batas‐batas kota. Teorisasi ini menyingkap bahwa ketaksetaraan‐ketaksetaraan di dalam kota yang di(re)produksi oleh infrastruktur banjir terkait erat dengan ketaksetaraan yang di(re)produksi melalui proses urbanisasi di luar kota. |
---|---|
ISSN: | 0066-4812 1467-8330 |
DOI: | 10.1111/anti.12401 |