Pengembangan Produk Kacang Sembunyi dan Ladrang Sebagai Souvenir Desa Wisata Tista Melalui Pemberdayaan UMKM
Desa Tista merupakan desa yang berada di kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Desa Tista memiliki beberapa UMKM yang berkembang dan bisa dijadikan pilihan sebagai buah tangan atau souvenir bagi wisatawan antara lain ada usaha keripik ladrang dan kacang sembunyi, kedua UMKM ini menjadi mitra dala...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Madaniya (Online) 2023-08, Vol.4 (3) |
---|---|
Hauptverfasser: | , , |
Format: | Artikel |
Sprache: | ind |
Schlagworte: | |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | Desa Tista merupakan desa yang berada di kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Desa Tista memiliki beberapa UMKM yang berkembang dan bisa dijadikan pilihan sebagai buah tangan atau souvenir bagi wisatawan antara lain ada usaha keripik ladrang dan kacang sembunyi, kedua UMKM ini menjadi mitra dalam kegiatan ini karena merupakan produk yang menjadi souvenir khas Desa Tista. Permasalahan yang dialami kedua mitra ini dari sisi produksi yaitu terdapat keterbatasan alat untuk menggoreng sehingga menyebabkan kurang bervariasinya produk mitra, pekerja belum menggunakan APD serta kemasan produk hanya menggunakan plastik bening yang dijepret sehingga tidak menarik dan cepat layu. Permasalahan dari sisi operasional adalah manajemen keuangan mitra masih tidak terstruktur. Selain itu, dari segi pemasaran, mitra hanya melakukan pemasaran langsung atau door to door. Solusi yang ditawarkan pada kegiatan tersebut adalah pemberian alat bantu produksi, memberikan pelatihan Kesehatan dan Keselamatan kerja karyawan melalui penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pendampingan pembuatan variasi produk rasa baru serta pedas dengan leveling, pelatihan pengemasan produk, pelatihan pengelolaan keuangan secara benar serta pelatihan pemasaran secara online baik melalui sosial media. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terdapat perbedaan waktu produksi sebelum dan setelah adanya peningkatan alat produksi yang diberikan oleh tim pengabdian. Waktu produksi berkurang 50% sehingga dengan waktu yang sama seperti sebelumnya mitra dapat menghasilkan lebih banyak produk yang artinya jumlah produksi juga turut meningkat 50%. Dalam proses produksinya, mitra beserta karyawan lainnya sudah menggunakan APD lengkap. Evaluasi juga dilakukan terhadap pengemasan produk dimana dengan kemasan dan label, saat ini mitra sudah menggunakannya dan 100% produk mitra sudah berisi label usaha. |
---|---|
ISSN: | 2721-4834 |
DOI: | 10.53696/27214834.535 |