Reproduksi Bahasa Krama Inggil melalui Kursus Pambiwara di Keraton Surakarta: (Studi Kasus tentang Strategi Keraton Surakarta dalam Upaya Mempertahankan Legitimasi Kekuasaan atas Kebudayaan Jawa)

This study aims to investigate Krama  Inggil language reproduction through courses of pambiwara keraton surakarta, as an effort by keraton to maintain power legitimacy on javanese culture, in relation to keraton's function that has been shifted into culture functionary. It is a qualitative stud...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Society (Bangka. Online) 2018-12, Vol.6 (2), p.65-73
Hauptverfasser: Wilujeng, Panggio Restu, Samuel, Johanes Patricius Hanneman
Format: Artikel
Sprache:eng ; ind
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:This study aims to investigate Krama  Inggil language reproduction through courses of pambiwara keraton surakarta, as an effort by keraton to maintain power legitimacy on javanese culture, in relation to keraton's function that has been shifted into culture functionary. It is a qualitative study, a case study specifically. The theory used in this study is a theory by Pierre Bourdieu, which explains language as a symbolic power related to agent's survival strategy in the arena by utilizing possessed capital. This study shows that keraton has established a course of pambiwara as a strategy to reproduce cultural symbols that it has, particularly the use of Krama  Inggil language to maintain keraton's power legitimacy on javanese culture as the oldest heritage of Mataram monarchy.   Tujuan penelitian ini untuk mengetahui reproduksi Bahasa Krama  Inggil melalui Kursus Pambiwara Keraton Surakarta dalam upaya Keraton mempertahankan legitimasi kekuasaan atas kebudayaan Jawa berkaitan dengan fungsi Kraton yang beralih sebagai pemangku adat.Penelitianini menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu studi kasus.Teori yang digunakan adalah Teori Pierre Bourdieu yang menjelaskan bahasasebagai kuasa simbolik terkait dengan strategi bertahan agen di dalam arena dengan memanfaatkan modal (sosial, kultural, ekonomi, simbolik) yang dimiliki. Hasil penelitian menunjukkan, Keraton mendirikan Kursus Pambiwara.sebagai strategi untuk mereproduksi kembali simbol-simbol kebudayaan yang mereka miliki, terutama penggunaan Bahasa Krama  Inggil untuk dapat mempertahankan legitimasi Keraton atas kebudayaan Jawa sebagai warisan tertua Kerajaan Mataram.  
ISSN:2338-6932
2597-4874
DOI:10.33019/society.v6i2.66