Pendekatan Metodologi Extreme Programming pada Aplikasi E-Commerce (Studi kasus Sistem Informasi Penjualan Alat-alat Telekomunikasi)

Metode pengembangan perangkat lunak yang berkembang saat ini beralih kepada metode yang lebih sederhana, yaitu dikenal dengan Agile. Agile merupakan metode pemodelan perangkat lunak yang mengutamakan fleksibilitas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama proses pembangunan perangkat lunak. B...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Jurnal komputer terapan 2016-11, Vol.2 (2)
Hauptverfasser: Raisya Rahmi, Rika Perdana Sari, Rahmat Suhatman
Format: Artikel
Sprache:ind
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Metode pengembangan perangkat lunak yang berkembang saat ini beralih kepada metode yang lebih sederhana, yaitu dikenal dengan Agile. Agile merupakan metode pemodelan perangkat lunak yang mengutamakan fleksibilitas terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama proses pembangunan perangkat lunak. Bahkan perubahan dapat dilakukan pada saat fase terakhir.Extreme Programming atau XP merupakan salah satu metode Agile yang berbeda dari metode Agile yang lain. XP tidak memiliki dokumentasi formal selama proses pembangunannya. Tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan XP yaitu, tahapan eksplorasi, perencanaan, iterasi pengembangan sistem, dan tahap produksi akhir. Pada tugas akhir ini XP digunakan untuk membangun aplikasi e-Commerce dengan studi kasus Sistem Informasi Penjualan Alat-alat Telekomunikasi dengan prinsip Business to Customer (B2C). E-Commerce adalah sistem penjualan berbasis online yang diperuntukan bagi penjual yang ingin mengembangkan kegiatan jual beli perusahaan mereka. Penjual yang menjual langsung barang dagangan kepada customer merupakan prinsip B2C yang digunakan pada pembangunan e-Commerce ini. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil  bahwa dokumentasi perancangan sistem hanya dilakukan pada tahap awal pembangunan yaitu tahap eksplorasi dan tahap perencanaan. Kemudian apabila terjadi perubahan pada saat pembuatan aplikasi, perancangan sistem tidak akan diubah, hanya sistem yang sedang dibangun saja yang berubah. Dapat dikatakan bahwa bahwa XP tidak memiliki dokumentasi formal yang dapat digunakan sebagai alat ukur bahwa aplikasi sudah selesai dibangun, namun aplikasi dikatakan selesai apabila klien tidak membutuhkan penambahan requirements pada aplikasi. Penambahan atau perubahan requirement ini tidak dibatasi, sehingga apapun keinginan klien akan dipenuhi. Hal ini membuat developer harus bisa mengatasi permintaan klien, yang tidak jarang developer menemukan kesulitan untuk mengatasi permintaan tersebut. Kesulitan ini dapat berupa kode program yang sulit untuk di temukan untuk mengembangkan sistem, dan perubahan data pada tabel database yang mengharuskan developer membangun ulang tabel pada database.
ISSN:2443-4159
2460-5255