SWAMEDIKASI PADA PENDERITA COVID-19 MENJALANKAN ISOLASI MANDIRI DI WILAYAH JAKARTA PADA TAHUN 2021

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah pandemik yang terjadi pada akhir 2019. Saat ini beberapa penelitian untuk terapi COVID-19 telah dilakukan, tetapi obat spesifik yang terbukti efektif dan aman untuk mengobati penyakit ini belum ada. Swamedikasi diharapkan dapat mengurangi tingkat keparahan...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:JIIS (Jurnal Ilmiah Ibnu Sina) (Banjarmasin) 2022-03, Vol.7 (1)
Hauptverfasser: Wardiyah Wardiyah, Adin Hakim Kurniawan, Dinda Unique Valentine
Format: Artikel
Sprache:eng
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah pandemik yang terjadi pada akhir 2019. Saat ini beberapa penelitian untuk terapi COVID-19 telah dilakukan, tetapi obat spesifik yang terbukti efektif dan aman untuk mengobati penyakit ini belum ada. Swamedikasi diharapkan dapat mengurangi tingkat keparahan penderita dan juga penyebaran COVID-19 di Indonesia. Pasien tanpa gejala atau gejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri dan melakukan swamedikasi untuk mengurangi gejala, meningkatkan imunitas dengan menggunakan obat-obat bebas, multivitamin, dan obat herbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola swamedikasi pasien COVID-19 yang isolasi mandiri di Wilayah Jakarta pada tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan didapatkan responden sebanyak 100 orang. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan data primer berupa kuesioner dan data dianalisis menggunakan univariat. Dari hasil pengolahan data diketahui pemeriksaan yang dilakukan oleh adalah Swab PCR sebanyak 49 orang (69,0 %). Gejala yang dirasakan adalah demam sebanyak 22.3%. Obat yang dikonsumsi adalah parasetamol sebesar 45.1%. Suplemen yang dikonsumsi adalah vitamin C sebesar 38.7%. Sumber informasi adalah teman/keluarga sebesar 61.4%. Tempat mendapatkan obat/suplemen/obat tradisional adalah apotek sebesar 40,0% (38 orang).
ISSN:2502-647X
2503-1902
DOI:10.36387/jiis.v7i1.846