Menelusuri Makna Kemanusiaan melalui Konsep Uti dan Frui Menurut Pemikiran Agustinus

Penelitian ini bertujuan menelusuri makna kemanusiaan menurut pemikiran Agustinus. Berdasarkan karyanya, On Christian Doctrines, Agustinus mengemukakan konsep uti dan frui dalam meletakkan posisi ontologis manusia di tengah semesta alam. Berbeda dengan pemikiran modern yang memandang manusia sebagai...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Societas (Jakarta) 2023-04, Vol.10 (1), p.5-22
1. Verfasser: Kurniawan, Kevin Nobel
Format: Artikel
Sprache:eng
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Penelitian ini bertujuan menelusuri makna kemanusiaan menurut pemikiran Agustinus. Berdasarkan karyanya, On Christian Doctrines, Agustinus mengemukakan konsep uti dan frui dalam meletakkan posisi ontologis manusia di tengah semesta alam. Berbeda dengan pemikiran modern yang memandang manusia sebagai pusat alam semesta, penemuan manusia sebagai suatu entitas antropologis dan teologis menunjukkan bahwa manusia adalah refleksi atau citra Allah. Dalam konteks etika, implikasi dari makna kemanusiaan yang berpusat kepada Allah memberikan dasar bagi dorongan eksistensial untuk melakukan sebuah tindakan etis untuk menghadirkan karakter Allah dalam situasi aktual. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa penelitian pustaka terhadap sumber-sumber filsafat, seperti tulisan Plato dan Agustinus. Penulis menggunakan kutipan dari karya tersebut yang kemudian diinterpretasikan untuk menjawab persoalan antropologi dan etika. Mengenai etika, pemikiran Agustinus mengkritik etika modern yang cenderung menempatkan etika kewajiban sebagai sebuah legalisme dan etika utilitarian sebagai sebuah kuantifikasi kebahagiaan massal. Penelitian ini menunjukkan bahwa “kembalinya etika” kepada narasi teologis mampu memberikan cara pandang yang lebih holistik tentang manusia. Di sisi lain, manusia, berkaitan dengan antropologi, merupakan sarana dan refleksi ontologis dari karakter Allah. Sebagai kesimpulan, esensi kemanusiaan dimengerti sebagai sebuah wadah yang mencerminkan nilai transendental melalui refleksi teologis.
ISSN:2407-0556
2599-3267
DOI:10.33550/sd.v10i1.360