Upaya Resistensi pada Rezim Represif melalui Sastra Drama: Telaah atas 'Opera Kecoa' karya Riantiarno dan 'Perahu Retak' karya Emha Ainun Najib (Resistance Efforts towards the Repressive Regime: Study on Riantiarno’s ‘Opera Kecoa’ and Emha Ainun Najib’s ‘Perahu Retak’)

Tulisan ini ingin membuktikan bagaimana upaya perlawanan terhadap penguasa disampaikan melalui karya sastra. Penganalisisan berfokus pada  peristiwa, adegan, kalimat, dan ungkapan yang mengindikasikan upaya resistensi. Drama yang dijadikan sumber data adalah Opera Kecoa (1985) karya Riantiarno dan P...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Lensa (Semarang. Online) 2020-12, Vol.9 (2), p.120-136
Hauptverfasser: Rahayu, Lina Meilinawati, Priyatna, Aquarini
Format: Artikel
Sprache:eng
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Tulisan ini ingin membuktikan bagaimana upaya perlawanan terhadap penguasa disampaikan melalui karya sastra. Penganalisisan berfokus pada  peristiwa, adegan, kalimat, dan ungkapan yang mengindikasikan upaya resistensi. Drama yang dijadikan sumber data adalah Opera Kecoa (1985) karya Riantiarno dan Perahu Retak (1992) karya Emha Ainun Najib.  Kedua drama tersebut diterbitkan pada zaman pemerintahan Orde Baru yang pada saat itu membatasi kebebasan berbicara dan berpendapat. Resistensi atau perlawanan terhadap struktur yang mapan ini banyak dilakukan para sastrawan. Upaya ini merupakan bagian dari penyadaran bahwa sebenarnya kita sedang diopresi tanpa disadari. Kritik sosial yang disampaikan dalam drama --juga bentuk-bentuk kesenian-- tentu tidak gamblang karena pengarang sadar akan situasi pemerintahan. Dengan demikian, sistem komunikasi diubah sedemikian rupa agar maksud sampai pada penonton atau pembaca. Penyadaran ini juga akan menjadi kontrol terhadap jalannya suatu sistem sosial. Data dalam teks drama akan dianalisis menggunakan pendekatan new historicism. Hasil kajian ingin membuktikan bahwa sejarah sebuah bangsa dapat dibaca melalui karya sastra. New Historicism  berkeyakinan bahwa selalu ada kaitan antara teks (sastra) dan sejarah. Pemikiran ini memberi persfektif bahwa “kenyataan sejarah” tidak lagi tunggal dan absolut, tetapi bisa bermacam-macam versi dan sudut pandang. Dalam konteks demikian teks sastra yang merefleksikan sejarah dapat diposisikan sebagai pembacaan sejarah dari versi yang lain. Hasil penelitian membuktikan bahwa selalu ada upaya resisten dengan berbagai cara pada penguasa yang represif.Kata kunci: resistensi, represif, penguasa, dramaABSTRACTThis paper aims to show the resistance effort towards the authorities. The analysis focuses on the events, scenes, sentences, and expressions which indicate the resistance efforts. The dramas used as the data in this research are titled Opera Kecoa ‘The Cockroach Opera’ (1985) by Riantiarno and Perahu Retak ‘The Cracked Boat’ (1992) by Emha Ainun Najib. The both of dramas were published during the New Order regime when the freedom of speech and expression were restricted. Resistance towards that established structure was mostly done by authors. This action is kind of effort to make us realized that we were actually being oppressed but did not realize it. The social criticsm delivered through the drama –as well as the form of art—of course, cannot be adequately conveyed because the authors are
ISSN:2086-6100
2503-328X
DOI:10.26714/lensa.9.2.2019.120-136