Dinamika Relasi Muhammadiyah dan NU Dalam Perspektif Teori Konflik Fungsional Lewis A. Coser

Konflik atau perselisihan yang terjadi dalam masyarakat, seringkali dianggap sebagai suatu masalah yang negatif (disfungsional ), yang dapat merusak perdamaian. Hal ini berbeda dengan Lewis A. Coser, yang justru mempunyai pandangan lain terhadap konflik. Baginya konflik justru memiliki “fungsionalit...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Kalam (Bandar Lampung) 2017-02, Vol.10 (2), p.469
1. Verfasser: Rofiah, Khusniati
Format: Artikel
Sprache:ara ; eng
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Konflik atau perselisihan yang terjadi dalam masyarakat, seringkali dianggap sebagai suatu masalah yang negatif (disfungsional ), yang dapat merusak perdamaian. Hal ini berbeda dengan Lewis A. Coser, yang justru mempunyai pandangan lain terhadap konflik. Baginya konflik justru memiliki “fungsionalitas” positif dalam masyarakat. Konflik yang terjadi antara Muhammadiyah dan NU tersebut sebagaimana teori konflik dari Coser tidak hanya bersifat disfungsional tetapi lebih banyak bersifat fungsional yaitu bersaing dalam hal kebaikan (Fastabiqul Khoirot). Dengan adanya konflik, pemahaman kesadaran pluralisme dan pikiran terbuka tertanam kuat pada setiap anggota Muhammadiyah dan NU. Penyelesaian konflik diantara keduanya dapat dilakukan melalui lembaga katup penyelamat (safety valve), misalnya kegiatan-kegiatan sosial dan intelektual yang melibatkan kedua belah pihak sebagaimana yang dilakukan oleh angkatan muda Muhammadiyah dan NU.
ISSN:0853-9510
2540-7759
DOI:10.24042/klm.v10i2.10