Eksistensi Hukum Adat dalam Kompilasi Hukum Islam Indonesia (KHI)

Existency of the Elements of Traditional Law in Indonesia Islamic Law Compilation (KHI). This paper reviews the accommodative attitude of the Indonesia Islamic Law Compilation (KHI) towards customary law. Such a positive attitude is indicated by the provisions concerning joint property and mutual in...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Al ʻadalah : majalah triwulan Fakultas Syariʻah IAIN Raden Intan 2017-11, Vol.13 (2), p.165-178
Hauptverfasser: Sofyan A.P, Zulkarnain Suleman
Format: Artikel
Sprache:ara
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Existency of the Elements of Traditional Law in Indonesia Islamic Law Compilation (KHI). This paper reviews the accommodative attitude of the Indonesia Islamic Law Compilation (KHI) towards customary law. Such a positive attitude is indicated by the provisions concerning joint property and mutual inherit between adopted child and the adoptive parents through the institution of wasiyat wajibah. (compulsory wish). Both provisions adopted from customary law is purely the result of ijtihad (legal initiative) of Indonesia Muslim scholars because the issues are not found in Islamic Jurisprudence. The Indonesian cleric’s innovative creations, aside of being a manifestation of the dynamic and creative characteristics of Islamic law, are also becoming an identity of Islamic Archipelago (Islam Nusantara) in the field of law. Viewed from this aspect, KHI Indonesia may be named as the Indonesian Muslim Jurisprudence (Fikih Indonesia). Abstrak: Eksistensi Hukum Adat dalam Kompilasi Hukum Islam Indonesia (KHI). Tulisan ini mengulas sikap akomodatif KHI terhadap hukum adat tersebut yang ditunjukkan oleh ketentuan tentang harta bersama dan saling mewarisi antara anak angkat dan orang tua angkat melalui institusi wasiat wajibah. Kedua ketentuan hukum yang diadopsi dari hukum adat ini merupakan hasil ijtihad ulama Indonesia, karena persoalan keduanya tidak ditemukan dalam fikih. Kreasi inovatif ulama Indonesia ini, selain merupakan bentuk manifestasi dari karakteristik hukum Islam yang bersifat dinamis dan kreatif, juga merupakan identitas Islam Nusantara dalam bidang hukum. Dilihat dari aspek ini, KHI Indonesia, dalam bahasa Undang-Undang, dapat disebut sebagai Fikih Indonesia karena selain berwatak kepribadian Indonesia juga mengadopsi hukum adat yang hidup dalam tradisi lokal.
ISSN:0854-1272
2614-171X
DOI:10.24042/adalah.v13i2.1855