Dampak Tenaga Air dan Bahan Bakar Fosil terhadap Implementasi Ekonomi Hijau di Indonesia
Pertumbuhan ekonomi penting bagi masyarakat, tetapi jika kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara dan emisi CO2 yang terus meningkat maka justru akan merugikan masyarakat. Dalam hal ini, konsep green economy muncul untuk mencapai pembangunan berkelanjutan salah satunya melalui sektor energi, di...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2022-12, Vol.9 (3), p.102-112 |
---|---|
Hauptverfasser: | , , |
Format: | Artikel |
Sprache: | eng |
Schlagworte: | |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | Pertumbuhan ekonomi penting bagi masyarakat, tetapi jika kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara dan emisi CO2 yang terus meningkat maka justru akan merugikan masyarakat. Dalam hal ini, konsep green economy muncul untuk mencapai pembangunan berkelanjutan salah satunya melalui sektor energi, dimana pengembangan PLTA menjadi salah satu upayanya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi pengaruh jangka pendek dan panjang produksi listrik dari PLTA serta konsumsi batu bara, gas alam, dan minyak bumi terhadap emisi CO2 di Indonesia dan mengevaluasi hipotesis Environmental Kuznets Curve (EKC) dalam konteks energi baru terbarukan (EBT) Indonesia. Untuk menguji hal tersebut, penelitian ini menggunakan metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dengan data sekunder dari tahun 2000-2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bahan bakar fosil akan meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK) jangka pendek maupun panjang sementara peningkatan produksi listrik dari PLTA akan menurunkan emisi gas rumah kaca. Hingga saat ini, Indonesia masih berada di posisi scale effect, artinya kerusakan lingkungan dengan indikator emisi CO2 terus meningkat akibat aktivitas perekonomian. |
---|---|
ISSN: | 2356-3389 2655-9676 |
DOI: | 10.21776/ub.jsal.2022.009.03.3 |