Transformasi Pancuran “Kampung Kumuh” Menjadi Tangguh

Penanganan kawasan kumuh juga dilakukan pada kota sedang dan kota kecil, tidak hanya terpusat pada kota besar. Penanganan kawasan kumuh di kota-kota sedang dan kecil menjadi cukup strategis apabila kawasan tersebut dekat dengan pusat kota, misalnya kawasan perdagangan, jasa dan perkantoran. Seperti...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Jurnal pembangunan wilayah dan kota (Online) 2023-06, Vol.19 (2), p.237-250
Hauptverfasser: Rukmi, Maurisia Giska Kurnia, Purnomo, Daru, Hadiwijoyo, Suryo Sakti
Format: Artikel
Sprache:ind
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Penanganan kawasan kumuh juga dilakukan pada kota sedang dan kota kecil, tidak hanya terpusat pada kota besar. Penanganan kawasan kumuh di kota-kota sedang dan kecil menjadi cukup strategis apabila kawasan tersebut dekat dengan pusat kota, misalnya kawasan perdagangan, jasa dan perkantoran. Seperti halnya Kampung Pancuran yang termasuk Bagian Wilayah Kota I (BWK  I) Kota Salatiga yang merupakan kawasan sentra perdagangan dan jasa, Kampung Pancuran menjadi permukiman padat dan kumuh. Namun, kini Kampung Pancuran berhasil mengubah predikat kampung kumuh menjadi kampung yang tangguh. Transformasi Kampung Pancuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisik, kependudukan, sosial dan ekonomi. Untuk memahami karakteristik dari faktor-faktor tersebut maka penelitian ini bertujuan menganalisis faktor determinan yang mempengaruhi terjadinya transformasi Kampung Pancuran dari “kampung kumuh” menjadi tangguh. Hasil analisis menunjukkan faktor kependudukan, faktor ekonomi, faktor fisik dan faktor sosial merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan. Kampung Pancuran memiliki mobilitas sosial yang tinggi sehingga faktor kependudukan menjadi pengaruh terkuat, diikuti faktor ekonomi yaitu pembukaan usaha rumahan seperti usaha kuliner dan usaha berbasis online, faktor fisik yaitu karakteristik pemanfaatan lahan dan bangunan tempat tinggal menjadi sekaligus tempat usaha dengan menghabiskan lahan horizontal dan membangun rumah secara vertikal, dan faktor sosial yaitu kesadaran masyarakat akan spesialisasi kemampuan yang dimiliki perseorangan.
ISSN:1858-3903
2597-9272
DOI:10.14710/pwk.v19i2.32090