Analisa Spasial Luas Tutupan Lamun di Pulau Tunda Serang, Banten

Fungsi ekologis ekosistem lamun ialah sebagai produsen primer, pendaur unsur hara, penstabil dasar perairan, sebagai habitat tempat pemijahan (spawning ground), tempat pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground). Dewasa ini ekosistem lamun pada lingkungan pesisir telah bany...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Omni-Akuatika 2016-05, Vol.12 (1)
Hauptverfasser: Aziizah, Nunung Noer, Siregar, Vincentius Paulus, Agus, Syamsul Bahri
Format: Artikel
Sprache:eng
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Fungsi ekologis ekosistem lamun ialah sebagai produsen primer, pendaur unsur hara, penstabil dasar perairan, sebagai habitat tempat pemijahan (spawning ground), tempat pengasuhan (nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground). Dewasa ini ekosistem lamun pada lingkungan pesisir telah banyak mengalami gangguan dan ancaman baik secara alami maupun oleh aktivitas manusia, diperlukan kajian mengetahui luasan tutupan lamun secara menyeluruh pada suatu pulau. Luas tutupan lamun dapat diketahui secara spasial melalui analisis citra satelit. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui luasan dan persen penutupan lamun secara spasial yang ada di Pulau Tunda. Analisis citra satelit dilakukan dengan melakukan training area terhadap lamun dan klasifikasi menggunakan metode supervised classification dengan algoritmaSupport Vector Machine (SVM). Proses identifikasi jenis lamun dilakukan dengan menggunakan metode seagrass watch. Pengukuran kualitas air dilakukan secara in situ dan analisis laboratorium. Berdasarkan observasi langsung dilapangan, jenis lamun yang terdapat di Pulau Tunda ialah Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea Serrulata, Thalassia Hemprichii, dan Halophila ovalis. Berdasarkan analisis citra satelit didapatkan total luasan lamun di Pulau Tunda yaitu 11.14 Ha dengan 0.004 Ha untuk lamun jarang, 0.235 Ha untuk lamun sedang, 0.015 Ha untuk lamun padat dan 10.886 Ha untuk lamun sangat padat, berdasarkan kriteria baku Kepmen LH 200 tahun 2004, lamun yang berada di Pulau Tunda termasuk dalam kategori kaya atau sehat (>60%). Berdasarkan hasil yang diperoleh, terlihat bahwa analisis citra satelit mampu untuk menghitung persentase tutupan lamun dan menjadi informasi yang sangat berguna dalam analisis serta kajian kelestarian lamun yang berkelanjutan. Kata kunci: lamun, analisis spasial, citra satelit, persen tutupan
ISSN:1858-3873
2476-9347
DOI:10.20884/1.oa.2016.12.1.31