STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI PULAU WANCI, KABUPATEN WAKATOBI, SULAWESI TENGGARA

Lamun merupakan tumbuhan laut yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan ekosistem pesisir lainnya seperti terumbu karang dan mangrove baik dari segi fisik, ekologi, dan ekonomi. Indonesia memiliki 12 jenis lamun dari 58 jenis lamun di dunia. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki jumlah...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Jurnal teknologi perikanan dan kelautan 2019-12, Vol.10 (1), p.27-38
Hauptverfasser: Ikhsan, Nur, Zamani, Neviaty Putri, Soedharma, Dedi
Format: Artikel
Sprache:eng ; ind
Schlagworte:
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Lamun merupakan tumbuhan laut yang memiliki peran yang tidak kalah penting dengan ekosistem pesisir lainnya seperti terumbu karang dan mangrove baik dari segi fisik, ekologi, dan ekonomi. Indonesia memiliki 12 jenis lamun dari 58 jenis lamun di dunia. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki jumlah jenis yang sama karena perbedaan kondisi lingkungan atau tekanan antropogenik, sehingga perlu ada kajian keragaman jenis lamun di wilayah perairan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur komunitas lamun dan keterkaitan antara kerapatan lamun dan parameter lingkungan di perairan Pulau Wanci, Sulawesi Tenggara. Stasiun pengamatan berada pada daerah padang lamun yang dibagi menjadi 4 stasiun. Metode sampling yang digunakan mengacu pada McKenzie et al. (2001) menggunakan transek kuadrat 50 cm x 50 cm. Selanjutnya menghitung jumlah tegakan lamun dan mencatat jenis lamun yang ditemukan pada tiap transek kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 7 jenis lamun di perairan Pulau Wanci yaitu Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Thalasodendron ciliatum, dan Syringodium isoetifolium dengan kerapatan tertinggi didominasi oleh T. hemprichii, H. uninervis, dan C. rotundata dengan pola sebaran keseluruhan adalah mengelompok. Terdapat keterkaitan antara kerapatan lamun dengan parameter lingkungan, substrat berpasir memiliki korelasi positif yang tinggi terhadap kerapatan lamun sedangkan substrat liat, kecepatan arus, salinitas, dan suhu memiliki korelasi negatif yang rendah sampai tinggi terhadap kerapatan lamun di perairan Pulau Wanci.
ISSN:2087-4871
2549-3841
DOI:10.24319/jtpk.10.27-38