Islam dan Pembebasan: Elemen-elemen Teologis dalam Menciptakan Transformasi Sosial

Di tengah sengkarut ekonomi global yang menyebabkan kesenjangan yang tajam, masyarakat dan elit-elit politik di dunia seolah telah kehilangan daya kritis untuk melawan penindasan dan penghisapan berkedok pembangunan. Di situlah Islam, sebagai agama yang transformatif, seharusnya mampu hadir sebagai...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Nalar: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 2020-01, Vol.3 (2), p.112-121
Hauptverfasser: Sulaiman, Ahmad, Supriyantho, Supriyantho, Puspitasari, Fantika Febry
Format: Artikel
Sprache:eng
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Di tengah sengkarut ekonomi global yang menyebabkan kesenjangan yang tajam, masyarakat dan elit-elit politik di dunia seolah telah kehilangan daya kritis untuk melawan penindasan dan penghisapan berkedok pembangunan. Di situlah Islam, sebagai agama yang transformatif, seharusnya mampu hadir sebagai penawar. Secara normatif, Islam bukanlah agama yang menafikan tanggung jawab sosial. Malahan dalam firman-Nya, Allah Swt menyatakan seorang muslim sebagai pendusta agama apabila sementara ia beribadah, ia mengacuhkan kondisi prihatin fakir dan yatim di sekitarnya (107: 3). Doktrin utama Islam, doktrin tauhid juga mengisyaratkan kesatuan manusia (The unity of man) sebagai hamba yang tunduk patuh kepada kesatuan Tuhan (The unity of God) dan karenanya menolak upaya penuhanan lainnya. Tulisan ini mengajukan sebuah konsepsi mengenai Islam selaku teologi kritis yang memiliki pesan utama agar penganutnya melakukan perubahan sosial. Konsepsi itu memperlihatkan Islam yang membebaskan melalui lima elemen teologis, yaitu: doktrin, kisah, subjek, kesadaran, dan pendidikan yang membebaskan. Amid the turmoil of the global economy which led to sharp disparities, the people and political elites in the world seemed to have lost the critical power to oppose the oppression and exploitation under the guise of development. That is where Islam, as a transformative religion, should be able to come as an antidote. Normatively, Islam is not a religion that denies social responsibility. In fact, in his word, God declared a Muslim a religious liar if while he worshiped he ignored the conditions of concern for the needy and orphans around him (107: 3). The main doctrine of Islam, the doctrine of monotheism also implies human unity (The unity of man) as a servant who obeys to the unity of God (The Unity of God) and therefore rejects other full efforts. This paper proposes a conception of Islam as a critical theology which has the main message that followers adhere to social change. This conception shows a liberating Islam through five theological elements namely doctrine, story, subject, consciousness, and liberating education.Kata Kunci: Teologi Pembebasan, Pendidikan Kritis, Transformasi Sosial, Islam
ISSN:2597-9930
2598-8999
DOI:10.23971/njppi.v3i2.1478