Peranan Kejawen dan Islam dalam Praktik Ziarah serta Upacara Labuhan di Parangkusuma, Yogyakarta
The relation between Islam and Javanese tradition is seen at a case of a pilgrimage and ritual of Labuhan at a beach of Parangkusuma, Yogyakarta. This ritual is well-known, and even became a tourism agenda, so is tha pilgrimage. The legend of a myth character like Kanjeng Ratu Kidul was engaged firm...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Dunamis (Online) 2018-11, Vol.3 (1), p.74-91 |
---|---|
1. Verfasser: | |
Format: | Artikel |
Sprache: | eng ; ind |
Schlagworte: | |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | The relation between Islam and Javanese tradition is seen at a case of a pilgrimage and ritual of Labuhan at a beach of Parangkusuma, Yogyakarta. This ritual is well-known, and even became a tourism agenda, so is tha pilgrimage. The legend of a myth character like Kanjeng Ratu Kidul was engaged firmly with the kings and citizens of Mataram, specially Yogyakarta palace. In the ritual of Labuhan and pilgrimage (usually holds on Tuesday and Kliwon of Friday) in Parangkusuma showed two interested phenomenons about Islam and Kejawen interaction. There was an opinion that Islam and Kejawen interaction is a parallelism. This article used a descriptive method to explain that phenomenon. The conclusion is, the relation occurred in the practice of ritual of Labuhan and pilgrimage is a parallelism, what brought a certain understanding about Javanese, spesifically in relation with religion.Abstrak. Hubungan Islam dan Kejawen terlihat pada kasus perziarahan dan upacara labuhan di pantai Parangkusuma, Yogyakarta. Upacara labuhan cukup dikenal banyak orang bahkan menjadi agenda wisata untuk menarik wisatawan, demikian pula perziarahan. Legenda tentang tokoh mitos Kanjeng Ratu Kidul sangat erat hubungannya dengan para raja dan rakyat Mataram, khususnya keraton Yogyakarta. Dalam upacara labuhan dan perziarahan (yang biasanya dilakukan pada setiap malam Selasa dan Jumat Kliwon) di Parangkusuma memperlihatkan fenomena yang menenarik untuk melihat interaksi yang terjadi antara Islam dan Kejawen. Ada pendapat yang mengatakan bahwa interaksi yang terjadi antara Islam dan Jawa pada perhelatan tersebut adalah sebuah parallelisme. Artikel ini menggunakan metode deskriptif pada fenomena yang ada di Parangkusuma Kesimpulannya adalah, interaksi yang terjadi merupakan sebuah parallelisme, yang membawa pemahaman tertentu tentang Jawa, khususnya dalam hubungan dengan agama. |
---|---|
ISSN: | 2541-3937 2541-3945 |
DOI: | 10.30648/dun.v3i1.179 |