Kapabilitas Pelatihan Metode Statistika Bagi Guru SMPN Sidoarjo

Sekitar 64% guru SMPN di Kabupaten Sidoarjo belum melakukan publikasi ilmiah dan sekitar 95% belum pernah mengikuti pelatihan Metode Statistika yang diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu teknik yang dilakukan agar pembelajaran mengalami peningk...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Society 2021-04, Vol.1 (2), p.155-165
Hauptverfasser: Ari Dinanti, Lucia, Wildani, Zakiatul, Wulandari, Sri Pingit, Retnaningsih, Sri Mumpuni, Wibowo, Wahyu, Prastuti, Mike, Ratih, Iis Dewi
Format: Artikel
Sprache:eng
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Sekitar 64% guru SMPN di Kabupaten Sidoarjo belum melakukan publikasi ilmiah dan sekitar 95% belum pernah mengikuti pelatihan Metode Statistika yang diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu teknik yang dilakukan agar pembelajaran mengalami peningkatan dengan perbaikan secara berkala. Kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam bentuk pelatihan Metode Statistika bagi guru SMPN di Kabupaten Sidoarjo ditujukan untuk memberi keterampilan analisis Statistika untuk PTK sebagai bahan publikasi, sehingga guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelatihan dilakukan dengan kombinasi metode daring untuk penyampaian materi karena Pandemi Covid-19, tetapi dikombinasikan dengan metode luring pada kegiatan asistensi untuk pendalaman materi secara berkelompok dengan mengikuti protokol kesehatan. Kegiatan pelatihan terdiri dari penyampaian materi kepada peserta kemudian pemberian tugas yang dipresentasikan. Hasil pelatihan menunjukkan 91% peserta yang mengikuti semua proses pembelajaran dan asistensi dapat menganalisis data sesuai target. Selanjutnya dengan Uji-t, disimpulkan bahwa kemampuan analisis peserta dari kelompok Luar Kecamatan Sidoarjo (LKS) mencapai 71,7, lebih tinggi secara signifikan pada level 5% dibandingkan peserta dari Kecamatan Sidoarjo (KS) yang hanya mencapai 64,6. Selain itu proses pelatihan bagi peserta kelompok LKS dikatakan kapabel karena peta X dan MR menunjukkan proses  terkendali dengan indeks kapabilitas (Cp) lebih dari satu, yaitu Cp=1,05. Sedangkan proses pembelajaran bagi peserta kelompok KS tidak kapabel karena walaupun terkendali tetapi indeks Cp hanya mencapai 0,23.
ISSN:2745-4568
2745-4525
DOI:10.37802/society.v1i2.133