MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA (MELAYU-INDONESIA): KAJIAN PEMIKIRAN HAMKA DALAM SEJARAH UMAT ISLAM

Artikel ini membincangkan sejarah masuknya Islam ke Melayu seperti yang dicatatkan oleh Hamka dalam Sejarah Umat Islam dan Dari Perbendaharaan Lama. Dalam penelitiannya tentang sejarah perkembangan Islam di Nusantara, Hamka tuntas mempertahankan kenyataan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Al-'adâlah (Jember, Indonesia) Indonesia), 2021-12, Vol.24 (2), p.93-103
1. Verfasser: Amir, Ahmad Nabil
Format: Artikel
Sprache:eng
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Artikel ini membincangkan sejarah masuknya Islam ke Melayu seperti yang dicatatkan oleh Hamka dalam Sejarah Umat Islam dan Dari Perbendaharaan Lama. Dalam penelitiannya tentang sejarah perkembangan Islam di Nusantara, Hamka tuntas mempertahankan kenyataan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 M dari Arab, dan menolak tesis yang menyatakan Islam disebarkan pada kurun abad ke-13 dari Gujarat. Hal ini, menurutnya, dibuktikan dengan sumber-sumber sejarah yang signifikan bahwa Islam telah ada di Melayu pada awal abad ke-7. Kajian ini menganalisis pemikiran Hamka tersebut tentang perkembangan sejarah awal Islam di Melayu melalui karyanya, dan membandingkannya dengan analisis Muhammad Naquib al-Attas dalam buku Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu. This paper discusses the emergence and spread of Islam in the Malay Archipelago as articulated and brought forth by Hamka in Sejarah Umat Islam. In his significant analysis of the history of Islam in the Malay Archipelago, Hamka established the fact that Islam comes to this region in the 7th CE from Arab, and refuted the claims that it was spread later in 13th CE from Gujarat. This was reinforced with significant historical facts that evidently pointed out that Islam had been established in the Malay world early in 7th CE. This paper will analyze Hamka’s thoughts on early Islam in the Malay Archipelago and compared it with the works of Muhammad Naquib al-Attas in Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu (Islam in Malay History and Culture).
ISSN:1410-7406
2684-8368
DOI:10.35719/aladalah.v24i2.74