ANALISIS PRIORITAS PENANGGULANGAN BENCANA DI KOTA SEMARANG TAHUN 2022 DENGAN METODE PROMETHEE DAN ROC
Bencana alam seringkali berdampak merugikan pada kehidupan manusia, lingkungan, dan infrastruktur. Penanggulangan bencana menjadi penting terutama di Kota Semarang yang rentan terhadap berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan lainnya. Tahun 2022 mencatat peningkatan...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Jurnal Tekno Kompak (Bandarlampung. Online) 2024-06, Vol.18 (2), p.402 |
---|---|
Hauptverfasser: | , , , |
Format: | Artikel |
Sprache: | eng |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | Bencana alam seringkali berdampak merugikan pada kehidupan manusia, lingkungan, dan infrastruktur. Penanggulangan bencana menjadi penting terutama di Kota Semarang yang rentan terhadap berbagai bencana seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan lainnya. Tahun 2022 mencatat peningkatan jumlah dan intensitas bencana alam di Kota Semarang. Mendorong Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menetapkan prioritas penanggulangan bencana, peneliti memberikan rekomendasi dengan menggunakan perhitungan spk metode PROMETHEE. Penelitian ini menggunakan metode tersebut untuk mengevaluasi tindakan penanggulangan bencana berdasarkan kriteria multi-faktor seperti korban jiwa dan dampak ekonomi. Pembobotan menggunakan Metode Rank Order Centroid (ROC) meningkatkan ketepatan pengukuran dan objektivitas keputusan. Hasil analisis prioritas tindakan penanggulangan bencana di Kota Semarang pada tahun 2022 dengan metode PROMETHEE dan ROC menggambarkan beberapa aspek temuan yang signifikan. Melalui proses multi kriteria menggunakan metode PROMETHEE, penelitian ini mampu menetapkan jenis bencana yang sering terjadi serta memberikan rekomendasi tentang bencana yang harus ditangani terlebih dahulu. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanah longsor menduduki peringkat pertama dengan nilai tertinggi (1,58), diikuti oleh rumah roboh dengan nilai 1,50, dan banjir dengan nilai 1,31. Analisis ini tidak hanya menentukan prioritas berdasarkan preferensi, tetapi juga mempertimbangkan tingkat efektivitas tindakan. Implikasi hasil analisis ini akan memperkuat respons terhadap bencana, membantu para pemangku kepentingan dalam merancang strategi penanggulangan yang responsif, serta melindungi masyarakat dan aset kota dari risiko bencana. |
---|---|
ISSN: | 1412-9663 2656-3525 |
DOI: | 10.33365/jtk.v18i1.3891 |