EFEKTIVITAS PROPAGUL FMA LOKAL PASANG SURUT ASAL INANG JAGUNG

Lahan suboptimal seperti rawa pasang surut masih cukup luas di Indonesia dan memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Lahan tersebut memerlukan pengelolaan yang baik untuk mendukung produksi tanaman yang optimal. Salah satu pengelolaan yang masih berpotensi untuk dikembangkan adalah pengunaan mikroor...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Jurnal agroqua 2024-12, Vol.22 (2), p.110-119
Hauptverfasser: Sefrila, Marlin, Lumbantoruan, Santa Maria, Adriansyah, Fikri, Kurnianingsih, Astuti, Darmawan, Arif Rizky
Format: Artikel
Sprache:ind
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
Beschreibung
Zusammenfassung:Lahan suboptimal seperti rawa pasang surut masih cukup luas di Indonesia dan memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Lahan tersebut memerlukan pengelolaan yang baik untuk mendukung produksi tanaman yang optimal. Salah satu pengelolaan yang masih berpotensi untuk dikembangkan adalah pengunaan mikroorganisme yaitu FMA. Penggunaan FMA di tanah pasang surut dalam bentuk inokulan FMA sebagai pupuk hayati alami. Tujuan penelitian adalah mengevaluasi efektivitas propagul FMA lokal pasang surut yang dihasilkan saat trapping pada tanaman inang jagung yang akan digunakan nanti sebagai pupuk hayati. Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial. Faktor pertama adalah dosis propagul FMA lokal asal tanaman inang jagung (0, 5 dan 10 g tanaman-1) dan faktor ke 2 adalah interval pemupukan (1 dan 2 kali seminggu), dengan 3 ulangan setiap unit perlakuan terdiri atas 20 tanaman. Pemberian propagul FMA menunjukkan pengaruh terhadap tinggi tanaman, tingkat hijau daun, bobot kering tajuk dan persentase infeksi FMA. Tingkat kehijauan daun tanaman jagung tertinggi pada pemberian 5 g propagul FMA jika dibandingkan dengan 10 g propagul FMA dan tanpa propagul FMA. Peningkatan persentase infeksi akar jagung oleh FMA pada 10 g propagul FMA+1 kali seminggu jika dibandingkan dengan tanpa propagul FMA+1 kali seminggu dan 5 g propagul+pemupukan 2 kali seminggu sebesar 50,67% dan 46,34%. Suboptimal land such as tidal swamps is still quite widespread in Indonesia and has a low fertility level. This land requires good management to support optimal crop production. One management that still has the potential to be developed is the use of microorganisms, namely AMF. Use of AMF in tidal soil in the form of AMF inoculant as a natural biofertilizer. The aim of the research is to evaluate the effectiveness of local tidal AMF propagules produced during trapping on corn host plants which will be used later as biofertilizer. This study used a factorial randomized complete group design (RKLT). The first factor is the dose of local AMF propagules from the corn host plant (0, 5 and 10 g plant-1) and the second factor is the fertilization interval (1 and 2 times a week), with 3 replications for each treatment unit consisting of 20 plants. The application of AMF propagules showed an effect on plant height, leaf green level, shoot dry weight and percentage of AMF infection. The level of greenness of corn plant leaves was highest when 5 g of AMF propagules were given when co
ISSN:0216-6585
2598-4071
DOI:10.32663/ja.v22i2.4877