Koreksi multiple diastema dan gigitan silang posterior unilateral pada kasus maloklusi kelas IIICorrection of multiple diastema and unilateral posterior crossbite in class III malocclusion
ABSTRAKPendahuluan: Gigitan silang posterior didefinisikan sebagai relasi abnormal antara gigi molar dan/atau premolar rahang atas dan bawah dalam arah bukal-lingual pada oklusi sentrik. Diastema atau celah antar gigi merupakan kondisi yang umum ditemui dan menjadi salah satu masalah estetis dan mal...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Jurnal kedokteran gigi Universitas Padjadjaran (Online) 2022-03, Vol.33 (3), p.87 |
---|---|
Hauptverfasser: | , |
Format: | Artikel |
Sprache: | eng |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | ABSTRAKPendahuluan: Gigitan silang posterior didefinisikan sebagai relasi abnormal antara gigi molar dan/atau premolar rahang atas dan bawah dalam arah bukal-lingual pada oklusi sentrik. Diastema atau celah antar gigi merupakan kondisi yang umum ditemui dan menjadi salah satu masalah estetis dan maloklusi. Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah menjelaskan perawatan ortodontik kasus maloklusi kelas III dengan multiple diastema dan gigitan silang unilateral. Laporan kasus: Pasien laki laki 25 tahun datang ke Klinik Spesialis Ortodontik Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia dengan keluhan gigi depan berjarak. Pasien mendapat diagnosa maloklusi skeletal kelas III dengan multiple diastema pada gigi anterior rahang atas dan gigitan silang posterior unilateral. Kasus ini dikoreksi dengan ortodontik cekat tanpa pencabutan menggunakan braket preskripsi MBT slot 0,022. Perawatan secara garis besar meliputi pengaturan ruangan serta penggunaan criss-cross elastic di akhir perawatan untuk perbaikan gigitan silang unilateral. Perawatan ortodontik diselesaikan dalam waktu 18 bulan. Simpulan: Perawatan ortodontik cekat pada kasus maloklusi kelas III dengan ekspansi lengkung rahang disertai penggunaan criss- cross elastic yang teratur dapat mengoreksi gigitan silang. Recontouring gigi anterior rahang atas paska pengaturan ruang pada kasus multiple diastema juga memberikan tampilan senyum pasien yang lebih estetis.Kata kunci: multiple diastema; gigitan silang posterior; maloklusi kelas III ABSTRACTIntroduction: Posterior crossbite is an abnormal relationship between the maxillary and mandibular molars and premolars in the buccal-lingual direction in centric occlusion. Diastema or gap between teeth is a common condition and is one of the aesthetic problems and malocclusion. This case report aims to describe the orthodontic treatment of a class III malocclusion case with multiple diastema and unilateral crossbite. Case report: A 25-year-old male patient came to the Orthodontic Specialist Clinic of the Dental Hospital of the Faculty of Dentistry of the University of Indonesia with complaints of distant front teeth. The patient was diagnosed with skeletal class III malocclusion with multiple diastema of anterior maxillary teeth and unilateral posterior crossbite. This case was corrected with fixed orthodontics without extraction using a 0.022 slot MBT prescription bracket. Treatment generally includes room management and a criss-cross ela |
---|---|
ISSN: | 0854-6002 2549-6514 |
DOI: | 10.24198/jkg.v33i3.33473 |