KEHADIRAN PERUSAHAAN DAN POTENSI KONFLIK AGRARIA DALAM PEMANFAATAN HUTAN SAGU ALAM DI WILAYAH IMEKKO KABUPATEN SORONG SELATAN PAPUA BARAT-INDONESIA (The Presence of Sago Company and The Potential of Agrarian Conflict in The Natural Sago Consesion of Imekko at Sorong Selatan Regency, West Papua Indonesia)
AbstrakHutan sagu alam saat ini memiliki manfaat yang besar ditinjau dari bahan pangan, substitusi pangan maupun bahan baku industri. Di kawasan timur Indonesia, sagu telah dimanfaatkan secara luas sebagai bahan pangan pokok oleh masyarakat Maluku dan Papua. Tujuan penelitian adalah mengkaji interve...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Manusia dan lingkungan : jurnal Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada 2020-10, Vol.26 (2), p.62 |
---|---|
Hauptverfasser: | , , |
Format: | Artikel |
Sprache: | eng |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | AbstrakHutan sagu alam saat ini memiliki manfaat yang besar ditinjau dari bahan pangan, substitusi pangan maupun bahan baku industri. Di kawasan timur Indonesia, sagu telah dimanfaatkan secara luas sebagai bahan pangan pokok oleh masyarakat Maluku dan Papua. Tujuan penelitian adalah mengkaji intervensi eksternal dari perusahaan terhadap jaminan subsistensi dan pendapatan masyarakat di kawasan hutan sagu alam Imekko. Penelitian ini dilaksanakan pada empat distrik, yaitu Inanwatan, Metemani, Kais, dan Kokoda (Imekko) kabupaten Sorong Selatan. Distrik dipilih secara purposif dengan pertimbangan memiliki karakteristik lokasi yang sesuai dengan lingkup penelitian, yaitu: (a) merupakan wilayah sebaran hutan sagu alami yang menjadi sasaran pemanfaatan oleh perusahaan; dan (b) masyarakat yang bermukim di sekitarnya yang merupakan pemilik hak ulayat atas hutan sagu alami/dusun sagu tersebut, (c) masyarakat yang terganggu jaminan subsistensi dan pendapatan akibat intervensi kedua perusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat memiliki 8 jenis hak akses dan pemanfaatan dan dusun sagu untuk memenuhi kebutuhan subsistensi dan pendapatan masyarakat pemilik hak ulayat, yakni hak mengakses, memungut hasil, menggunakan, menguasai, mengelola, mengalihkan, memperoleh kembali, dan hak milik. Kehadiran kedua perusahaan, hak-hak tersebut menjadi terbatas hanya pada hak mengakses, penggunaan terbatas, dan memungut hasil secara terbatas. Kehadiran perusahaan berdampak terhadap terbatasnya pemenuhan kebutuhan subsistensi dan pendapatan masyarakat. Potensial terjadinya konflik, baik antara masyarakat dengan perusahaan dalam kaitan dengan akses masyarakat untuk memanfaatkan dusun sagu di dalam areal konsesi perusahaan yang yang dienklavekan maupun antar masyarakat dalam kaitan dengan masyarakat pemilik hak ulayat dusun sagunya telah masuk sebagai areal konsesi perusahaan sehingga untuk memenuhi kebutuhan subsistensi dan pendapatan terpaksa harus memanfaatkan HSA/dusun sagu milik masyarakat di luar kawasan konsesi perusahaan.AbstractNatural sago forests currently have great benefits in terms of food, substitution of food and raw materials for industries. In Eastern Indonesia, sago has been used extensively as a staple food by the people of Mollucans and Papuan. The research objective was to study the external intervention of the company to guarantee the subsistence and income of the Imekko community in the forest area of natural sago. The research was conducted in |
---|---|
ISSN: | 0854-5510 2460-5727 |
DOI: | 10.22146/jml.27147 |