HUTANG SEBAGAI PENGIKAT HUBUNGAN NELAYAN DAN ‘PENGAMBE’ DI KABUPATEN JEMBER, PROVINSI JAWA TIMUR
ABSTRAKNelayan memiliki keterbatasan modal untuk memenuhi kebutuhan investasi dan biaya operasional. Kondisii ini berimplikasi terhadap kelangsungan usaha yang dimiliki. Salah satu strategi yang dilakukan oleh nelayan untuk memenuhi kebutuhan modal adalah dengan cara berhutang. Sumber hutang nelayan...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Jurnal sosial ekonomi kelautan dan perikanan 2019-02, Vol.13 (2), p.239 |
---|---|
Hauptverfasser: | , |
Format: | Artikel |
Sprache: | eng |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | ABSTRAKNelayan memiliki keterbatasan modal untuk memenuhi kebutuhan investasi dan biaya operasional. Kondisii ini berimplikasi terhadap kelangsungan usaha yang dimiliki. Salah satu strategi yang dilakukan oleh nelayan untuk memenuhi kebutuhan modal adalah dengan cara berhutang. Sumber hutang nelayan didapat dari ‘pengambe’. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji permasalahan hutang sebagai pengikat hubungan nelayan dan ‘‘pengambe’.. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 di Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Data primer dan sekunder digunakan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi literatur. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan membutuhkan ‘pengambe’ untuk menambah kekurangan modal untuk membeli perahu, alat tangkap, dan pemasaran ikan. ‘pengambe’ menjadi penolong, namun ikatan hutang membuat nelayan terikat dan tidak dapat bebas menentukan harga. Rekomendasi yang diberikan adalah perlu diperkuat program pemberdayaan ekonomi dan lembaga permodalan di lokasi sehingga dapat bersinergi dengan ‘pengambe’ . ‘pengambe’ menjadi salah satu aktor yang harus dilibatkan dalam rancangan dan implementasi pengembangan kelembagaan ekonomi masyarakat lokal. Pengalihan wewenang dan dan tanggung jawab ‘pengambe’ kepada lembaga permodalan lokal harus dilakukan secara perlahan dan bertahap sehingga tidak menimbulkan konflik kepentingan. ‘pengambe’ tidak kehilangan mata pencaharian dan nelayan dapat menjadi mandiri mengakses modal seiring dengan peningkatan kemampuannya merencanakan dan mengelola keuangan.Title: Debt As A Binding Relationship Between Fishers And ‘Pengambe’ In The Jember Regency, East Java ProvinceABSTRACTFishers have limited capital to fulfill the need of investment and operational costs of fishing activity. These conditions imply to the sustainability of their business. Debt is one of fishers’ strategy to meet the capital needs, and it is obtained from the ‘‘pengambe’. Purpose of the study was to evaluate debt problems as a binding relationship between fishers and ‘‘pengambe’. Research was conducted in 2015 in Jember Regency, East Java Province. This study used primary and secondary data and they were collected through in-depth interviews and literature studies. Data were analyzed with qualitative descriptive method. The results showed that fishers need ‘pengambe’ to provide them with capital to buy boats, fishing gear and fish marketing. ‘Pengamb |
---|---|
ISSN: | 2088-8449 2527-4805 |
DOI: | 10.15578/jsekp.v13i2.6869 |