Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Ramah Lingkungan Terhadap Hasil Padi dan Emisi Gas Rumah Kaca di lahan Sawah Irigasi
ABSTRAKBudidaya padi merupakan salah satu sumber potensial penyumbang GRK) seperti gas methan (CH4),yang menyumbang sekitar 11% berupa emisi gas CH4di dalam atmosfer. Budidaya padi menghasilkan emisi gas methan yang tinggi diperkirakan sebesar 2.57 T.g per tahun. Emisi gas methan diperkirakan sekit...
Gespeichert in:
Veröffentlicht in: | Jurnal Ilmu Lingkungan 2020-04, Vol.18 (1), p.15-22 |
---|---|
Hauptverfasser: | , , |
Format: | Artikel |
Sprache: | ind |
Schlagworte: | |
Online-Zugang: | Volltext |
Tags: |
Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
|
Zusammenfassung: | ABSTRAKBudidaya padi merupakan salah satu sumber potensial penyumbang GRK) seperti gas methan (CH4),yang menyumbang sekitar 11% berupa emisi gas CH4di dalam atmosfer. Budidaya padi menghasilkan emisi gas methan yang tinggi diperkirakan sebesar 2.57 T.g per tahun. Emisi gas methan diperkirakan sekitar 58 % berasal dari budidaya padi sawah terutama di pulau Jawa.Implementasi pengelolaan tanaman terpadu (PTT) padi sawah ramah lingkungan diharapkan mampu menekan emisi gas methan. Pengkajian telah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan paket teknologi PTT padi Ramah Lingkungan yang meningkatkan hasil padi dan menurunkan emisi gas methan pada lahan sawah irigasi. Pengkajian dilahan petani (“Onfarm research”) telah dilaksanakan pada daerah penghasil var. Rojolele yaitu di Desa Gempol, Kab. Klaten dari bulan Maret sampai bulan September 2016 seluas 1,8 ha yang melibatkan sembilan petani binaan, setiap petani seluas 0,20 hektar. Rancangan Acak Kelompok digunakan dengan delapan ulangan. Duajenis PTT Padi Ramah Lingkungan dan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi eksisting.Pertama, PTT Padi Ramah Lingkungan (PTTRL)) yang terdiri atas komponen (a) Benih var. Rojolele dengan “seed treatment” Reagent 5 EC, (b) Umur bibit 20 hari (c) sistem tanam jajar legowo tipe 2 : 1, Jml bibit 2 tanaman/rumpun (d) Pemupukan berimbang dengan dua aras yaitu takaran N (sumber ZA), pemberian berdasarkan Bagan Warna Daun (BWD), + unsur P dan K berdasarkan perangkat PUTS + 500 kg Petroganik//ha(PTTPetro), N berdasarkan BWD (sumber ZA), pupuk P dan K berdasarkan PUTS + 2 ton Pukan/ha (PTTPukan). Kedua, PTT eksisting yang dominan (PTTExist) terdiri atas (a) Varietas Rojolele, umur bibit 25 hari, (b), Cara tanam sistem tegel 25 cm x 25 cm (c), Takaran pupuk yang dominan di tingkat petani, (d), Pengendalian OPT berdasarkan kalender). Data yang dikumpulkan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, komponen hasil dan hasil padi. Pengamatan emisi (gas CH4dan gas N2O) dengan menggunakan “sungkup” pada umur 42, 63, 105 dan 112 Hari setelah tanam (Hst). Pengukuran emisi rumah kaca dilaksanakan di Kantor Balingtan Pati.Hasil penelitan menunjukkan bahwa (1) Penerapan (PTTPetro) memberikan hasil yang tertinggi (5,219 t GKP/ha) meningkatkan hasil sebesar 30 % diatas kontrol ((3.620 t GKP/ha), dan menurunkan emisi gas CH4 sebesar 13,6%\ dibawah kontrol (emisi:76,05kgCH4/ha/musim). Kata kunci: 1, PTT,2, Padi, 3. emisi gas metana (CH4), 4. sawah irigasiABSTRACTRice cultivation to produce of hi |
---|---|
ISSN: | 1829-8907 1829-8907 |
DOI: | 10.14710/jil.18.1.15-22 |