REPRESENTASI SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT BUDAYA AREK DALAM BONEKA WAYANG GATHOTKACA KRODHA PADA WAYANG JEKDONG

AbstrakSeni wayang kulit Jekdong adalah warisan budaya komunitas budaya Arek yang telah berkembang sesuai dengan dinamika dan karakter budaya Arek. Boneka wayang kulit Jekdong memiliki fitur khas yang membedakan jenis wayang kulit lainnya di Pulau Jawa. Keunikan bentuk ini tidak lain adalah cerminan...

Ausführliche Beschreibung

Gespeichert in:
Bibliographische Detailangaben
Veröffentlicht in:Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia 2024-04, Vol.10 (1), p.37-54
Hauptverfasser: Ayuswantana, Alfian Candra, Atmaji, Lutfi Tri, Setiawan, Bayu
Format: Artikel
Sprache:eng
Online-Zugang:Volltext
Tags: Tag hinzufügen
Keine Tags, Fügen Sie den ersten Tag hinzu!
container_end_page 54
container_issue 1
container_start_page 37
container_title Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia
container_volume 10
creator Ayuswantana, Alfian Candra
Atmaji, Lutfi Tri
Setiawan, Bayu
description AbstrakSeni wayang kulit Jekdong adalah warisan budaya komunitas budaya Arek yang telah berkembang sesuai dengan dinamika dan karakter budaya Arek. Boneka wayang kulit Jekdong memiliki fitur khas yang membedakan jenis wayang kulit lainnya di Pulau Jawa. Keunikan bentuk ini tidak lain adalah cerminan dari nilai-nilai lokal budaya Arek. Boneka tokoh Gathutkaca Krodha dianggap salah satu tokoh yang paling sesuai untuk mewakili seni wayang Jekdong. Gathutkaca Krodha adalah sosok yang populer karena intensitasnya yang sering ditampilkan dalam berbagai pertunjukan boneka Jekdong. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelisik lebih dalam cara-cara masyarakat budaya Arek mencerminkan karakter budaya yang dimilikinya pada wujud visual boneka wayang Jekdong. Penelitian ini berfokus pada rupa visual boneka wayang Gathutkaca Krodha yang dianalisis berdasarkan komponen sindrom atau ciri-ciri rupa boneka wayang Jekdong dan didukung oleh teori semiotika Pierce dan Barthes dalam penelusuran pemaknaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan wayang Gathutkaca Krodha mencerminkan karakteristik budaya agraris-pesisir rakyat jelata dengan menampilkan instrumen alat pertanian dan kecenderungan untuk mendekati bentuk kelugasan visual realis-naturalistik untuk mengkomunikasikan karakater sosok Gathutkaca. Kata Kunci: Arek, Gathutkaca Krodha, semiotika, wayang Jekdong AbstractJekdong Leather Puppet Art is a cultural heritage of the Arek cultural community that has developed in accordance with the dynamics and character of the Arek culture. Jekdong wayang kulit puppets have distinctive features that make distinctions from other types of wayang kulit on the island of Java. The peculiarities of this form of form are nothing but a reflection of local values of Arek culture. Gathutkaca Krodha's puppet figure is considered one of the most suitable figures to represent the Jekdong puppet art. Gathutkaca Krodha is a popular figure because of its intensity which is often shown in various Jekdong puppet shows. The purpose of this study is to explore more deeply the ways in which the Arek cultural community reflects the cultural character it has in the visual form of the Jekdong puppet. This study was analyzed by identifying the visual form based on the components of the syndrome or the visual characteristics of Jekdong puppet puppets, and supported by the theory of semiotics in the search for meaning. The results of the study show that the appearance of the Gathutkaca Krodha puppet
doi_str_mv 10.33633/andharupa.v10i01.8040
format Article
fullrecord <record><control><sourceid>crossref</sourceid><recordid>TN_cdi_crossref_primary_10_33633_andharupa_v10i01_8040</recordid><sourceformat>XML</sourceformat><sourcesystem>PC</sourcesystem><sourcerecordid>10_33633_andharupa_v10i01_8040</sourcerecordid><originalsourceid>FETCH-crossref_primary_10_33633_andharupa_v10i01_80403</originalsourceid><addsrcrecordid>eNqdz99KwzAUBvAgCg63V5DzAq1Jsz_t5dkS25muGUmK7CoU3XAydSQo7O39N_YAuzof5-O7-BFyy2jK-Zjzu-79-aULn_su_WJ0S1ma0yG9IL1sOJkkvGD88pizfJRdk0GMr5RSVrAiL0Y9sjNyaaSVjUM7B6vtXCeqrV1rsIYF2hUaVOhg2gpcIaCRCgTWuICpbqRCePx5NyWU6CrtFM4QlNGiQliiOLUPUgndlH1ytel2cT043hsyvpduViVP4SPGsN74fdi-deHgGfV_PH_i-X-e_-Xxs4ff0OFV6w</addsrcrecordid><sourcetype>Aggregation Database</sourcetype><iscdi>true</iscdi><recordtype>article</recordtype></control><display><type>article</type><title>REPRESENTASI SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT BUDAYA AREK DALAM BONEKA WAYANG GATHOTKACA KRODHA PADA WAYANG JEKDONG</title><source>DOAJ Directory of Open Access Journals</source><creator>Ayuswantana, Alfian Candra ; Atmaji, Lutfi Tri ; Setiawan, Bayu</creator><creatorcontrib>Ayuswantana, Alfian Candra ; Atmaji, Lutfi Tri ; Setiawan, Bayu</creatorcontrib><description>AbstrakSeni wayang kulit Jekdong adalah warisan budaya komunitas budaya Arek yang telah berkembang sesuai dengan dinamika dan karakter budaya Arek. Boneka wayang kulit Jekdong memiliki fitur khas yang membedakan jenis wayang kulit lainnya di Pulau Jawa. Keunikan bentuk ini tidak lain adalah cerminan dari nilai-nilai lokal budaya Arek. Boneka tokoh Gathutkaca Krodha dianggap salah satu tokoh yang paling sesuai untuk mewakili seni wayang Jekdong. Gathutkaca Krodha adalah sosok yang populer karena intensitasnya yang sering ditampilkan dalam berbagai pertunjukan boneka Jekdong. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelisik lebih dalam cara-cara masyarakat budaya Arek mencerminkan karakter budaya yang dimilikinya pada wujud visual boneka wayang Jekdong. Penelitian ini berfokus pada rupa visual boneka wayang Gathutkaca Krodha yang dianalisis berdasarkan komponen sindrom atau ciri-ciri rupa boneka wayang Jekdong dan didukung oleh teori semiotika Pierce dan Barthes dalam penelusuran pemaknaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan wayang Gathutkaca Krodha mencerminkan karakteristik budaya agraris-pesisir rakyat jelata dengan menampilkan instrumen alat pertanian dan kecenderungan untuk mendekati bentuk kelugasan visual realis-naturalistik untuk mengkomunikasikan karakater sosok Gathutkaca. Kata Kunci: Arek, Gathutkaca Krodha, semiotika, wayang Jekdong AbstractJekdong Leather Puppet Art is a cultural heritage of the Arek cultural community that has developed in accordance with the dynamics and character of the Arek culture. Jekdong wayang kulit puppets have distinctive features that make distinctions from other types of wayang kulit on the island of Java. The peculiarities of this form of form are nothing but a reflection of local values of Arek culture. Gathutkaca Krodha's puppet figure is considered one of the most suitable figures to represent the Jekdong puppet art. Gathutkaca Krodha is a popular figure because of its intensity which is often shown in various Jekdong puppet shows. The purpose of this study is to explore more deeply the ways in which the Arek cultural community reflects the cultural character it has in the visual form of the Jekdong puppet. This study was analyzed by identifying the visual form based on the components of the syndrome or the visual characteristics of Jekdong puppet puppets, and supported by the theory of semiotics in the search for meaning. The results of the study show that the appearance of the Gathutkaca Krodha puppet puppet reflects the characteristics of the agrarian culture of the common people by displaying agricultural tool instruments and the tendencies to approach realis-naturalistic visual form to communicate the Gathutkaca figure.  Keywords: Arek, Gathutkaca Krodha, Jekdong puppet doll, semiotic</description><identifier>ISSN: 2477-2852</identifier><identifier>EISSN: 2477-3913</identifier><identifier>DOI: 10.33633/andharupa.v10i01.8040</identifier><language>eng</language><ispartof>Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual &amp; Multimedia, 2024-04, Vol.10 (1), p.37-54</ispartof><lds50>peer_reviewed</lds50><woscitedreferencessubscribed>false</woscitedreferencessubscribed></display><links><openurl>$$Topenurl_article</openurl><openurlfulltext>$$Topenurlfull_article</openurlfulltext><thumbnail>$$Tsyndetics_thumb_exl</thumbnail><link.rule.ids>314,780,784,864,27924,27925</link.rule.ids></links><search><creatorcontrib>Ayuswantana, Alfian Candra</creatorcontrib><creatorcontrib>Atmaji, Lutfi Tri</creatorcontrib><creatorcontrib>Setiawan, Bayu</creatorcontrib><title>REPRESENTASI SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT BUDAYA AREK DALAM BONEKA WAYANG GATHOTKACA KRODHA PADA WAYANG JEKDONG</title><title>Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual &amp; Multimedia</title><description>AbstrakSeni wayang kulit Jekdong adalah warisan budaya komunitas budaya Arek yang telah berkembang sesuai dengan dinamika dan karakter budaya Arek. Boneka wayang kulit Jekdong memiliki fitur khas yang membedakan jenis wayang kulit lainnya di Pulau Jawa. Keunikan bentuk ini tidak lain adalah cerminan dari nilai-nilai lokal budaya Arek. Boneka tokoh Gathutkaca Krodha dianggap salah satu tokoh yang paling sesuai untuk mewakili seni wayang Jekdong. Gathutkaca Krodha adalah sosok yang populer karena intensitasnya yang sering ditampilkan dalam berbagai pertunjukan boneka Jekdong. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelisik lebih dalam cara-cara masyarakat budaya Arek mencerminkan karakter budaya yang dimilikinya pada wujud visual boneka wayang Jekdong. Penelitian ini berfokus pada rupa visual boneka wayang Gathutkaca Krodha yang dianalisis berdasarkan komponen sindrom atau ciri-ciri rupa boneka wayang Jekdong dan didukung oleh teori semiotika Pierce dan Barthes dalam penelusuran pemaknaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan wayang Gathutkaca Krodha mencerminkan karakteristik budaya agraris-pesisir rakyat jelata dengan menampilkan instrumen alat pertanian dan kecenderungan untuk mendekati bentuk kelugasan visual realis-naturalistik untuk mengkomunikasikan karakater sosok Gathutkaca. Kata Kunci: Arek, Gathutkaca Krodha, semiotika, wayang Jekdong AbstractJekdong Leather Puppet Art is a cultural heritage of the Arek cultural community that has developed in accordance with the dynamics and character of the Arek culture. Jekdong wayang kulit puppets have distinctive features that make distinctions from other types of wayang kulit on the island of Java. The peculiarities of this form of form are nothing but a reflection of local values of Arek culture. Gathutkaca Krodha's puppet figure is considered one of the most suitable figures to represent the Jekdong puppet art. Gathutkaca Krodha is a popular figure because of its intensity which is often shown in various Jekdong puppet shows. The purpose of this study is to explore more deeply the ways in which the Arek cultural community reflects the cultural character it has in the visual form of the Jekdong puppet. This study was analyzed by identifying the visual form based on the components of the syndrome or the visual characteristics of Jekdong puppet puppets, and supported by the theory of semiotics in the search for meaning. The results of the study show that the appearance of the Gathutkaca Krodha puppet puppet reflects the characteristics of the agrarian culture of the common people by displaying agricultural tool instruments and the tendencies to approach realis-naturalistic visual form to communicate the Gathutkaca figure.  Keywords: Arek, Gathutkaca Krodha, Jekdong puppet doll, semiotic</description><issn>2477-2852</issn><issn>2477-3913</issn><fulltext>true</fulltext><rsrctype>article</rsrctype><creationdate>2024</creationdate><recordtype>article</recordtype><recordid>eNqdz99KwzAUBvAgCg63V5DzAq1Jsz_t5dkS25muGUmK7CoU3XAydSQo7O39N_YAuzof5-O7-BFyy2jK-Zjzu-79-aULn_su_WJ0S1ma0yG9IL1sOJkkvGD88pizfJRdk0GMr5RSVrAiL0Y9sjNyaaSVjUM7B6vtXCeqrV1rsIYF2hUaVOhg2gpcIaCRCgTWuICpbqRCePx5NyWU6CrtFM4QlNGiQliiOLUPUgndlH1ytel2cT043hsyvpduViVP4SPGsN74fdi-deHgGfV_PH_i-X-e_-Xxs4ff0OFV6w</recordid><startdate>20240401</startdate><enddate>20240401</enddate><creator>Ayuswantana, Alfian Candra</creator><creator>Atmaji, Lutfi Tri</creator><creator>Setiawan, Bayu</creator><scope>AAYXX</scope><scope>CITATION</scope></search><sort><creationdate>20240401</creationdate><title>REPRESENTASI SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT BUDAYA AREK DALAM BONEKA WAYANG GATHOTKACA KRODHA PADA WAYANG JEKDONG</title><author>Ayuswantana, Alfian Candra ; Atmaji, Lutfi Tri ; Setiawan, Bayu</author></sort><facets><frbrtype>5</frbrtype><frbrgroupid>cdi_FETCH-crossref_primary_10_33633_andharupa_v10i01_80403</frbrgroupid><rsrctype>articles</rsrctype><prefilter>articles</prefilter><language>eng</language><creationdate>2024</creationdate><toplevel>peer_reviewed</toplevel><toplevel>online_resources</toplevel><creatorcontrib>Ayuswantana, Alfian Candra</creatorcontrib><creatorcontrib>Atmaji, Lutfi Tri</creatorcontrib><creatorcontrib>Setiawan, Bayu</creatorcontrib><collection>CrossRef</collection><jtitle>Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual &amp; Multimedia</jtitle></facets><delivery><delcategory>Remote Search Resource</delcategory><fulltext>fulltext</fulltext></delivery><addata><au>Ayuswantana, Alfian Candra</au><au>Atmaji, Lutfi Tri</au><au>Setiawan, Bayu</au><format>journal</format><genre>article</genre><ristype>JOUR</ristype><atitle>REPRESENTASI SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT BUDAYA AREK DALAM BONEKA WAYANG GATHOTKACA KRODHA PADA WAYANG JEKDONG</atitle><jtitle>Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual &amp; Multimedia</jtitle><date>2024-04-01</date><risdate>2024</risdate><volume>10</volume><issue>1</issue><spage>37</spage><epage>54</epage><pages>37-54</pages><issn>2477-2852</issn><eissn>2477-3913</eissn><abstract>AbstrakSeni wayang kulit Jekdong adalah warisan budaya komunitas budaya Arek yang telah berkembang sesuai dengan dinamika dan karakter budaya Arek. Boneka wayang kulit Jekdong memiliki fitur khas yang membedakan jenis wayang kulit lainnya di Pulau Jawa. Keunikan bentuk ini tidak lain adalah cerminan dari nilai-nilai lokal budaya Arek. Boneka tokoh Gathutkaca Krodha dianggap salah satu tokoh yang paling sesuai untuk mewakili seni wayang Jekdong. Gathutkaca Krodha adalah sosok yang populer karena intensitasnya yang sering ditampilkan dalam berbagai pertunjukan boneka Jekdong. Tujuan penelitian ini adalah untuk menelisik lebih dalam cara-cara masyarakat budaya Arek mencerminkan karakter budaya yang dimilikinya pada wujud visual boneka wayang Jekdong. Penelitian ini berfokus pada rupa visual boneka wayang Gathutkaca Krodha yang dianalisis berdasarkan komponen sindrom atau ciri-ciri rupa boneka wayang Jekdong dan didukung oleh teori semiotika Pierce dan Barthes dalam penelusuran pemaknaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penampilan wayang Gathutkaca Krodha mencerminkan karakteristik budaya agraris-pesisir rakyat jelata dengan menampilkan instrumen alat pertanian dan kecenderungan untuk mendekati bentuk kelugasan visual realis-naturalistik untuk mengkomunikasikan karakater sosok Gathutkaca. Kata Kunci: Arek, Gathutkaca Krodha, semiotika, wayang Jekdong AbstractJekdong Leather Puppet Art is a cultural heritage of the Arek cultural community that has developed in accordance with the dynamics and character of the Arek culture. Jekdong wayang kulit puppets have distinctive features that make distinctions from other types of wayang kulit on the island of Java. The peculiarities of this form of form are nothing but a reflection of local values of Arek culture. Gathutkaca Krodha's puppet figure is considered one of the most suitable figures to represent the Jekdong puppet art. Gathutkaca Krodha is a popular figure because of its intensity which is often shown in various Jekdong puppet shows. The purpose of this study is to explore more deeply the ways in which the Arek cultural community reflects the cultural character it has in the visual form of the Jekdong puppet. This study was analyzed by identifying the visual form based on the components of the syndrome or the visual characteristics of Jekdong puppet puppets, and supported by the theory of semiotics in the search for meaning. The results of the study show that the appearance of the Gathutkaca Krodha puppet puppet reflects the characteristics of the agrarian culture of the common people by displaying agricultural tool instruments and the tendencies to approach realis-naturalistic visual form to communicate the Gathutkaca figure.  Keywords: Arek, Gathutkaca Krodha, Jekdong puppet doll, semiotic</abstract><doi>10.33633/andharupa.v10i01.8040</doi></addata></record>
fulltext fulltext
identifier ISSN: 2477-2852
ispartof Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia, 2024-04, Vol.10 (1), p.37-54
issn 2477-2852
2477-3913
language eng
recordid cdi_crossref_primary_10_33633_andharupa_v10i01_8040
source DOAJ Directory of Open Access Journals
title REPRESENTASI SOSIO-KULTURAL MASYARAKAT BUDAYA AREK DALAM BONEKA WAYANG GATHOTKACA KRODHA PADA WAYANG JEKDONG
url https://sfx.bib-bvb.de/sfx_tum?ctx_ver=Z39.88-2004&ctx_enc=info:ofi/enc:UTF-8&ctx_tim=2025-01-03T17%3A35%3A26IST&url_ver=Z39.88-2004&url_ctx_fmt=infofi/fmt:kev:mtx:ctx&rfr_id=info:sid/primo.exlibrisgroup.com:primo3-Article-crossref&rft_val_fmt=info:ofi/fmt:kev:mtx:journal&rft.genre=article&rft.atitle=REPRESENTASI%20SOSIO-KULTURAL%20MASYARAKAT%20BUDAYA%20AREK%20DALAM%20BONEKA%20WAYANG%20GATHOTKACA%20KRODHA%20PADA%20WAYANG%20JEKDONG&rft.jtitle=Andharupa:%20Jurnal%20Desain%20Komunikasi%20Visual%20&%20Multimedia&rft.au=Ayuswantana,%20Alfian%20Candra&rft.date=2024-04-01&rft.volume=10&rft.issue=1&rft.spage=37&rft.epage=54&rft.pages=37-54&rft.issn=2477-2852&rft.eissn=2477-3913&rft_id=info:doi/10.33633/andharupa.v10i01.8040&rft_dat=%3Ccrossref%3E10_33633_andharupa_v10i01_8040%3C/crossref%3E%3Curl%3E%3C/url%3E&disable_directlink=true&sfx.directlink=off&sfx.report_link=0&rft_id=info:oai/&rft_id=info:pmid/&rfr_iscdi=true